------------------------------

Minggu, 22 Januari 2012

JENIS KOPI GAYO ARABICA DAN ROBUSTA

Seorang berkebangsaan Belanda membawa kopi arabika ke Batavia, kini Jakarta. Lambat laun, ketika Belanda menguasai Aceh, kopi itu sampai juga ke ujung utara Pulau Sumatra/dengan jenis yang makin beragam. Tumbuh dari tanah Nanggroe yang subur, dipadu cuaca yang mendukung, menjadikan tanaman Kopi Gayo Aceh berkembang menjadi komoditas yang bermutu dan tentu menguntungkan. Apalagi kemudian, prosesnya sejak penggilingan hingga disaring menjadi secangkir minuman dengan cara yang khas, Kopi Gayo Aceh menjelma sebagai ikon.
Aroma kopi Gayo Aceh sudah sejak lama terkenal di Indonesia, mungkin pula di dunia. Aceh adalah salah satu penghasil kopi terbesar dh negeri kepulauan ini. Tanah Aceh menghasilkan sekitar 40 % biji kopi jenis Arabica tingkat premium dari total panen kopi di Indonesia. Dan Indonesia merupakan pengekspor biji kopi terbesar keempat di dunia. Memang kedahsyatan Kopi Gayo Aceh ini sudah melegenda bahkan pasca tsunami, Kopi Gayo Aceh semakin mendunia berkat banyaknya penikmat kopi dari para pekerja internasional yang datang untuk merekonstruksi Aceh.
Biji kopi terbaik di Aceh umumnya berasal dari Lamno. Biji Kopi Gayo Aceh biasanya di-oven selama 4 jam untuk menghasilkan mutu terbaik. Setelah mencapai kematangan 80% barulah dimasukkan gula dan mentega. Kemudian biji kopi yang telah masak digiling sampai halus. Yang khas dari Kopi Gayo Aceh adalah aromanya yang kuat, cita rasanya yang bersih dan tidak asam, serta efeknya yang mantap.
Yang membuat Kopi Gayo Aceh lebih menarik adalah cara penyajiannya yang khas, dan sedikit berbeda dengan cara penyajian di warung-warung kopi di wilayah lain di Indonesia. Kopi diseduh, dan seduhan kopi disaring berulang kali dengan saringan dari kain yang bentuknya mirip kaus kaki, lalu menuangkan kopi itu berpindah-pindah dari satu ceret ke ceret yang lain. Hasilnya adalah kopi yang sangat pekat, harum, tetapi tidak mengandung bubuk kopi karena sudah tersaring di dalam “kaus kaki” tadi. Berbeda dengan kopi hitam di banyak daerah lain yang masih menyisakan ampasnya.
Menikmati Kopi Gayo Aceh bukan hanya menikmati rasanya, tetapi juga tradisi budaya. Di Aceh, kedai kopi merupakan tempat berkumpul, bertemu dan membicarakan segala topik. Bagi orang Aceh mengunjungi kedai kopi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari aktifitas sehari-hari. Sambil menikmati kopi, mereka bersosialisasi dan menjalin silaturahmi. ” Semua masalah pasti bisa selesai di warung kopi”, begitu kata orang aceh. Berdasarkan jenisnya, kopi bisa dikelompokkan menjadi 2 (dua) jenis, kopi Arabica dan Robusta. Berikut perbedaan kopi Arabica dan Robusta:



Sabtu, 14 Januari 2012

Kopi Gayo

kopi  gayo adlah minuman tradisioanl yang di tanaman di dataran tinggi provin nanggeroe aceh darussalam yan dataran ting ter sebut, adlah usaha masayarakat disana adalah mayoritas pertanian dansalah satunya kopi yang terbaik di indonesia dan dunia yang merupakankadar air yang sanggat bagus .
dalam hal ini pemasaran kopi gayo pada saat ini pangsa pasarnya sangat luas indonesia dan menduania